GEMBALA SIDANG JKI MIRACLE

Bapak gembala dan ibu gembala sidang JKI MIRACLE Royal Plaza Surabaya

YOUTH COMMUNITY

Bagi sobat muda yang suka tantangan bergabunglah bersama kami di Youth Community pukul 18.30 Wib...kami tunggu yang kedatangannya...

RETRET JKI MIRACLE

Retret JKI MIRACLE di Batu Malang jawa timur

MUGER SBO TV

mengisi acara MUGER ( Musik Gereja ) di SBO TV

Selasa, 22 Februari 2011

Anda Mungkin Perlu Diguncangkan supaya Ingat Allah

Jika bukan karena peristiwa-peristiwa hidup yang mengejutkan, beberapa dari kita mungkin tidak akan pernah mempertimbangkan perlunya kebangunan rohani secara serius. Seringkali persis ketika kita sudah merasa nyaman dengan rutinitas hidup dan berpikir bahwa kita tidak lebih buruk daripada orang percaya pada umumnya, Tuhan dengan penuh belas kasih mengejutkan kita dari kesuaman hubungan kita denganNya. Betapa akan jauh lebih mudah untuk pertama-tama mendengarkan Firman Allah. Kasih Allah begitu kuat dan benar-benar menginginkan kebaikan kita hingga ketika kita tuli terhadap firmanNya atau gagal menanggapinya, dengan penuh kasih Dia memakai caraNya untuk mendapatkan perhatian kita melalui peristiwa-peristiwa dalam kehidupan kita.

Tentu saja, Dia lebih senang bila kita menanggapi firmanNya tanpa harus melakukan suatu tindakan khusus. Akan tetapi, ketika segala yang lain gagal dan setelah cukup lama menunggu, Allah berbicara kepada kita sebagai pribadi dan sebagai bangsa, melalui berbagai persoalan dan tragedi kehidupan. Namun itu bukan berarti Dia perancang kejahatan, sekalipun iblis muncul di hadapanNya seperti kisah Ayub. Salah satu alasan Allah membiarkan beberapa hal mengguncangkan terjadi pada diri kita sendiri adalah Dia ingin memperingatkan kita tentang betapa buruknya keadaan kesehatan dan kemajuan rohani kita yang harus segera diambil tindakan serius. Ada sebuah kisah yang dapat menjadi pelajaran tentang kasih Allah yang mengingatkan seorang yang bernama Yakub akan janji nazarnya dan perlunya Allah mendidik dia melalui peristiwa yang dapat saya katakan cukup tragis dan pastinya Yakub akan mengingatnya sampai menutup usia.

Persoalan yang dialami Yakub dimulai dari anak perempuannya dan Lea, yang bernama Dina. Yakub baru saja memasuki tanah Kanaan dari Padan-Aram (Kejadian 33:18) ketika Sikhem, anak Hamor, raja daerah itu, melihat Dina dan melarikannya serta memerkosanya ( Kej 34:2). Tragedi ini menyulut serangkaian peristiwa yang secara permanen mengubah kehidupan semua orang yang terkait di dalamnya. Meskipun demikian, Allah masih tetap memegang kendali dan membiarkan kehendakNya terjadi, terlepas dari segala kekerasan dan kejahatan tercela yang telah berlangsung.

Hamor yang datang kepada Yakub untuk membicarakan pernikahan anak laki-lakinya, menentukan harga mempelai perempuan dan membangun hubungan yang bersahabat justru mendapati masalah. Saudara-saudara laki-laki Dina sangat marah ketika diketahui bahwa Dina telah diperkosa dan akhir kisahnya mereka yaitu Simeon dan Lewi balas dendam dengan membunuh semua laki-laki di kota itu. Baik dari pihak Hamor maupun kakak-kakak Dina masing-masing memiliki tipu muslihat yang licik.

Kej 34:13-17 Lalu anak-anak Yakub menjawab Sikhem dan Hemor, ayahnya, dengan tipu muslihat. Karena Sikhem telah mencemari Dina, adik mereka itu, ...kamu harus sama seperti kami, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat, barulah kami akan memberikan gadis-gadis kami kepada kamu dan mengambil gadis-gadis kamu; maka kami akan tinggal padamu, dan kita akan menjadi satu bangsa.

Kej 34:18-24. Lalu Hemor dan Sikhem, anak Hemor, menyetujui usul mereka. Lalu pergilah Hemor dan Sikhem, anaknya itu, ke pintu gerbang kota mereka dan mereka berbicara kepada penduduk kota itu: " ... bukankah negeri ini cukup luas untuk mereka? Maka kita dapat mengambil gadis-gadis mereka menjadi isteri kita dan kita dapat memberikan gadis-gadis kita kepada mereka. ... Ternak mereka, harta benda mereka dan segala hewan mereka, bukankah semuanya itu akan menjadi milik kita? Hanya biarlah kita menyetujui permintaan mereka, sehingga mereka tetap tinggal pada kita." Maka usul Hemor dan Sikhem, anaknya itu, didengarkan oleh semua orang yang datang berkumpul di pintu gerbang kota itu, lalu disunatlah setiap laki-laki, yakni setiap orang dewasa di kota itu.

Kej 34:25. Pada hari ketiga, ketika mereka sedang menderita kesakitan, datanglah dua orang anak Yakub, yaitu Simeon dan Lewi, kakak-kakak Dina, setelah masing-masing mengambil pedangnya, menyerang kota itu dengan tidak takut-takut serta membunuh setiap laki-laki. Juga Hemor dan Sikhem, anaknya, dibunuh mereka dengan mata pedang, dan mereka mengambil Dina dari rumah Sikhem, lalu pergi.

Barulah Yakub menyadari betapa parahnya situasi tersebut. "Kamu telah mencelakakan aku." (Kejadian 34:30). Mengapa peristiwa tersebut terjadi? Jauh sebelum hal itu terjadi, tepatnya sekitar 30 tahun sebelumnya ketika Yakub melarikan diri dari amarah kakaknya, Esau yang ditipunya. Janjinya di Betel itu adalah bila Allah menyertainya, melindunginya dan menuntunnya kembali dengan selamat ke Tanah Kanaan, ia akan menjadikan Tuhan sebagai Allahnya dan ia akan menjadi pelayanNya. Namun, seperti banyak dari kita, Yakub pun melupakan janjinya. Apakah Allah tahu bahwa Yakub akan melupakan janjinya? Tetapi meskipun demikian, Allah tetap setia menuntunnya kembali  dengan selamat ke tanahnya dan telah memberkatinya serta membuat hidupnya berkelimpahan dengan kebaikanNya ( Kej 28:20-22). Apakah Yakub menjadi begitu tidak berterima kasih? Apakah waktu 30 tahun dan berkat yang berlimpah itu tidak cukup baginya untuk mengingat sumpahnya kepada Allah? Itulah Yakub, manusia seperti kita yang memandang dirinya sebagai orang yang mampu menentukan dirinya sendiri. Seperti kita, Yakub merasa bahwa smua yang telah dicapainya adalah hasil kerja keras, kecerdasan dan ketekunan yang luar biasa; dengan kata lain, mencapainya dengan kekuatan sendiri.

Diperlukan suatu perisriwa keji sperti yang dilakukan kedua anak laki Yakub agar Yakub membuka telinganya kepada Allah . . . dan sadar. Saat itulah dia mendengarkan suara Allahnya sperti yang pernah didengarnya 30 tahun yang lalu. Dari hati yang paling dalam, Yakub bertobat dari dosanya dan benar-benar memulai hidup barunya. Ia menetapkan untuk menjauhkan dewa-dewa asing dari tengah-tengah keluarganya.

Kejadian 35:1-3. Allah berfirman kepada Yakub: "Bersiaplah, pergilah ke Betel, tinggallah di situ, dan buatlah di situ mezbah bagi Allah, yang telah menampakkan diri kepadamu, ketika engkau lari dari Esau, kakakmu." Lalu berkatalah Yakub kepada seisi rumahnya dan kepada semua orang yang bersama-sama dengan dia: "Jauhkanlah dewa-dewa asing yang ada di tengah-tengah kamu, tahirkanlah dirimu dan tukarlah pakaianmu. Marilah kita bersiap dan pergi ke Betel; aku akan membuat mezbah di situ bagi Allah, yang telah menjawab aku pada masa kesesakanku dan yang telah menyertai aku di jalan yang kutempuh."

Anda mengerti dari kisah tersebut? Jika memang masalah yang begitu berat bisa menyelamatkan dan menyadarkan kita, maka Tuhan akan mengizinkan masalah itu menimpa kita. Sebenarnya artikel tersebut berhubungan dengan artikel "Meresapi perkataan Elihu tentang masalah" yang menjelaskan poin pertamanya yaitu Penderitaan/ masalah dapat ditimpakan bagi orang yang benar sebagai perlindungan Tuhan terhadap kemungkinan dosa yang lebih besar yang dapat dilakukan orang tersebut jika penderitaan/masalah itu tidak ada.

Singkirkan berhala-berhala kita

Satu kebenaran yang harus kita pegang adalah Jika anda sungguh-sungguh mau bertobat, selain anda meminta ampunan dari Bapa, anda pun harus benar-benar melakukan sebuah tindakan yang menyatakan perubahan hidup anda dari yang lama. Apakah itu? yaitu menyingkirkan berhala-berhala kita, menyingkirkan segala hal yang membuat Bapa menjadi nomor dua. Anda tidak bisa meminta perubahan dari Bapa, selama kita masih memegang hal-hal yang menghalangi proses perubahan itu. Sebelum kita meminta kebangunan rohani dan  kepenuhan RohNya, kita harus mengosongkan hati kita. Kita harus meminta pembasuhan hati kita yang kotor dengan tabiat dan dosa lama, sebelum kita mengalami terobosan bersamaNya.

Bagaimana Meminta Pemulihan dari Allah

Hampir 3,000 tahun yang lalu Allah membuat janji kepada Raja Salomo, yang juga berlaku bagi kita di zaman ini. Di zaman di mana kita telah menjadi semakin sekuler and duniawi, meskipun kita mengaku sebagai umat-Nya.
Allah berkata, "Dan jika umat-Ku yang atas nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku serta berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku, aku akan mendengar dari surga dan akan mengampuni dosa mereka serta memulihkan negeri mereka." (2 Tawarikh 7:14).
Apa yang dapat memulihkan kita?
Kita harus melakukan empat hal yang Allah katakan kepada Salomo dan bangsa Israel.
Jangan pernah lupa kepada siapa Allah sedang berbicara di sini. Dia sedang berbicara kepada umat-Nya - bangsa Israel.
Allah mau memulihkan umat-Nya di zaman ini juga. Hal ini harus dimulai dari gereja. Hal ini harus dimulai dari para Pemimpin gereja, dari setiap Jemaat-Nya. Allah sedang meminta kita untuk melakukan empat hal.
  1. Kita harus membuat pengakuan dosa dengan kerendahan hati.
    Pertama, Allah berkata, "Jika umat-Ku akan merendahkan diri...Aku akan memulihkan negeri mereka."

    Sebagai Pemimpin, kita harus merendahkan diri dan memimpin Jemaat kita untuk melakukan hal  yang sama. Sumber segala permasalahan kita adalah kesombongan. Kita pikir kita lebih tahu ketimbang Allah tentang hal apa saja yang akan membuat kita bahagia. Keangkuhanlah yang membuat orang terpisah dari Allah di tingkat pribadi, di tingkat Jemaat, dan di tingkat nasional. Keangkuhan masuk ke dalam hidup kita dan kita lupa bahwa kita membutuhkan Allah. Saat kita sombong, kita tidak mengakui keberdosaan kita, kekeliruan kita, dan kegagalan kita.

    Kita tidak akan pernah menemukan pemulihan pribadi maupun di tingkat nasional jika kita coba untuk menyembunyikan dosa-dosa kita dari Allah. Menyembunyikan dosa-dosa kita adalah keterbalikan dari kerendahan hati dan Allah tidak akan memberkati hal itu.

    Sekali lagi, hal ini bermula dengan Anda dan saya. Kita harus berlaku jujur dan memberitahu Allah bahwa kita telah gagal. Kita perlu untuk memimpin Jemaat kita ke dalam pertobatan juga. Umat Allah harus mengakui bahwa kita telah berpaling dari Dia.
  2. Kita harus berdoa dalam ketekunan.
    Hal kedua yang Allah beritahukan kepada Solomo adalah: "Jika umat aku...berdoa...aku akan memulihkan negeri mereka."

    Allah mau kita berdoa dan tidak menyerah. Ia mau kita berdoa dalam ketekunan. Kita pada dasarnya terlalu cepat menyerah. Itulah alasan mengapa kita tidak melihat jawaban kepada doa-doa kita. Itulah alasan mengapa tidak adalah pemulihan di antara kita sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat ini.

    Saudara, biarlah saya menanyakan suatu pertanyaan yang sangat penting. Sejauh manakah Anda dan gereja Anda peduli tentang pemulihan dan kebangkitan rohani? Sejauh manakah Anda serius tentang pemulihan di dalam gereja Anda dan di dalam hidup Anda? Ketekunan Anda dalam kehidupan doa Anda akan menunjukkan sejauh mana Anda serius dalam hal ini.

    Bagaimana Anda menunjukkan ketekunan Anda? Buatlah satu daftar doa - dan pastikan Anda berdoa untuk negeri-mu. Apa yang tidak Anda daftarkan, Anda akan lupa saat berdoa.
  3. Kita harus mencari Allah dengan penuh intensitas
    Ketiga, Allah berkata, "Jika umat-Ku....mencari wajah-Ku... Aku akan memulihkan negeri mereka."

    Allah ingin kita mencari Dia. Ini bukan sesuatu yang kita lakukan di waktu luang kita. Anda tidak hanya mencari Allah di saat Anda ada waktu luang. Pencarian akan Allah harus mencari fokus kita yang utama. Allah tidak hanya ingin menjadi pengakuan (profession) kita. Ia mau menjadi kegairahan (passion) kita.

    Sangat sedikit orang yang sebenarnya mencari Allah dengan intens. Sangat, sangat langka. Kebanyakan orang hanya mau mengenal Allah cukup untuk memberkati mereka tetapi tidak sampai Allah menganggu mereka. Tetapi jika Allah mau memulihkan negeri kita, Jemaat kita harus dipenuhi oleh orang-orang yang sesungguhnya mencari Dia.

    Saya harap Anda sudah melakukan ini. Saya harap Anda sedang meluangkan waktu untuk mengenal Allah dengan lebih baik. Tugas Anda dapat disederhanakan sebagai yang berikut - membantu orang untuk mencari Allah. Tapi Ingatlah, hal ini harus bermula dengan Anda sendiri.
  4. Kita harus bertobat dengan ketulusan hati.
    Akhirnya, Allah berkata, "Jika umat-Ku...berbalik dari jalan-jalannya yang jahat...Aku akan memulihkan negeri mereka."

    Jika kita menginginkan pemulihan di dalam negeri, kita harus bertobat dengan ketulusan hati. Banyak orang yang salah memahami kata ini. Pertobatan adalah metanoia dalam bahasa Yunani. Meta berarti berbalik, berubah. Satu perubahan mutlak. Noia berarti akal budi atau pikiran. Secara harfiah, bertobat berarti berubah pikir, mengubah cara pikir Anda.

    Di saat kita bertobat, kita mengubah cara kita berpikir tentang diri kita dan tentang Allah. Kita mengubah cara kita berpikir tentang apa yang penting buat kita, orang lain, masa lampau kita, masa kini, dan masa depan kita. Bertobat pada dasarnya berarti berubah pikiran tentang sesuatu hal. Satu peralihan paradigma. Saya terbiasa berpikir di satu arah; sekarang saya berpikir secara berbeda.

    Dalam hal apa saja Anda perlu mengubah pemikiran Anda? Tentang hal apa, Jemaat Anda harus berubah pikiran? Pertobatan di tingkat Jemaat harus dimulai dengan pertobatan pribadi.

    Negeri kita sedang berada dalam masalah besar sekarang ini. Jika Allah mau menghakimi negeri kita, Dia harus bermula dengan kita. Dia akan bermula dengan umat-Nya. Pemulihan harus bermula dengan kita. Pemulihan tidak akan terjadi karena ada undang-undang baru. Pemulihan tidak akan terjadi karena kita memilih partai tertentu ke dalam pemerintahan. Pemulihan tidak akan terjadi di saat orang yang tidak mengenal Allah berbuat lebih baik. Allah akan memulihkan negeri kita di saat umat-Nya - Jemaat - mengakui dosa mereka, berdoa, mencari Dia dan bertobat.

    Pemulihan negeri kita harus bermula dengan Jemaat kita, atau ia tidak terjadi sama sekali.
    Akankah pemulihan bermula dari Jemaat Anda?
    Akankah pemulihan bermula dari diri Anda

Bagaimana menangani kekhawatiran


Di Matius 6. 25-34  Yesus meminta murid-muridnya untuk tidak khawatir. Di dalam sembilan ayat itu, kalimat "janganlah khawatir" diucapkan sebanyak tiga kali. Yesus tahu sebagai manusia kita cenderung untuk khawatir.
Sebelumnya  kita diminta untuk tidak mengumpulkan (Mat. 6.16-24). Justru karena kita tidak mengumpulkan, maka ini membuat kita mudah untuk khawatir.
Tidak kira siapakah kita. Apakah orang pintar, bodoh, kaya, miskin, tua atau muda. Semuanya punya kekhawatiran. Yang bodoh khawatir karena banyak hal yang tidak ia ketahui, yang pintar khawatir karena ia tahu terlalu banyak hal. Yang miskin khawatir karena ia merasa tidak cukup dan yang kaya khawatir karena ia takut kehilangan. Yang tua khawatir karena harus menghadapi maut dan yang muda khawatir karena harus menghadapi masa depan.
Riset oleh majalah Christiantianity Today menunjukkan bahwa 38% orang khawatir tentang pekerjaan/karir; 22% tentang uang; 10% karena anak; dan 9% kesehatan. Pekerjaan dan uang itu saling berkaitan karena kita bekerja untuk uang, jadi bisa dikatakan hampir 60% orang khawatir tentang uang. Seiring dengan peningkatan kemakmuran, maka kadar stress dan kekhawatiran juga akan meningkat.

Apa yang dapat kita katakan tentang kekhawatiran?
  1. Kekhawatiran itu sebenarnya adalah sesuatu yang sia-sia. Sama sekali tidak produktif dan tidak mungkin dapat mengubah keadaan. Karena itu kekhawatiran adalah suatu tindakan orang bodoh. Di ayat 27, Yesus bertanya, siapakah di antara kamu yang karena kekhawatirannya dapat menambah sehasta saja pada jalan hidupnya? Dengan kata lain, apakah kekhawatiran dapat mengubah keadaan? Apakah dengan mengkhawatirkan hidup kita, kita dapat menambah hidup kita barang satu hari pun? Kekhawatiran itu tidak akan membuahkan hasil apa pun.

    Bukan saja tidak mengubah suatu apa pun, tapi malah menghilangkan sukacita. Dan tidak heranlah kekhawatiran merupakan senjata ampuh Iblis untuk melumpuhkan anak-anak Tuhan.
  2. Kekhawatiran itu juga bertentangan dengan iman. Kekhawatiran adalah lawan kepada iman. Kekhawatiran sama sekali tidak konsisten dengan iman

    Yesus sedang memberi kita jaminan bahwa Allah Bapa kita yang memberi makan burung yang tidak berarti itu, tidakkah Dia akan memelihara Anda? Kalau rumput dan bunga yang hidupnya hanya satu hari saja didandani sebegitu indah oleh Allah, tidakkah Dia akan memelihara Anda yang jauh lebih beharga itu.  Kalau kita pecaya pada Allah sebagai Pencipta kita, mengapa kita tidak percaya bahwa Dia akan memelihara ciptaan-Nya?

    Dengan khawatir, kita sebenarnya sedang meragukan kata-kata yang disampaikan oleh Yesus di sini. Sebenarnya sangat tidak masuk akal untuk khawatir karena Alalh sudah berjanji Dia akan memelihara kita. Tapi kalau kita tetap saja masih khawatir, hal ini menunjukkanbahwa kita sebenarnya tidak percaya pada Allah. Dengan kata lain, kita bisa saja dianggap telah memandang ucapan Yesus itu sebagai ngomong kosong.
  3. Manusia diciptakan untuk Tuhan untuk tidak khawatir. Pakar medis sudah membuktikan adanya kaitan antara stres dan peningkatan resiko terkena penyakit. Stres membuat saraf kita mengirim sinyal ke otak untuk memberitahu seluruh jaringan saraf meresponi stres. Setelah itu detak jantung, pernapasan dan tekanan darah meningkat. Perubahan-perubahan ini menghambat pencernaan dan respon kekebalan tubuh. Karena itu orang yang stress mudah sekali jatuh sakit karena sistem pertahanan tubuh sudah lemah. Penyakit yang dikaitkan dengan stress termasuk, masalah pencernaan, darah tinggi, flu, sariwan, migran dan banyak lagi. Dengan kata lain, memang sudah dalam rencana Tuhan bahwa manusia itu diciptakan untuk hidup bergantung total kepada Tuhan. Kita hanya perlu menyerahkan semuanya pada Tuhan, dan Dialah yang akan memelihara kita. Kita tidak perlu khawatir tentang suatu apa pun.

    Sudah tentu, ini bukan alasan untuk bermalas-malasan karena burung itu hidup bergantung pada pemeliharaan Allah tetapi ia terbang dari pagi sampai sore mencari makanan. Kita bekerja dan menjalankan bagian kita, tetapi kita tidak perlu stress atau khawatir setelah kita melakukan bagian kita karena Allah sudah berjanji bahwa Dia akan memelihara kita.

    Kekhawatiran sebenarnya menunjukkan bahwa ada yang tidak beres dengan iman kita. Karena kita tahu iman dan kekhawatiran itu bertolak belakang. Kalau kita beriman, kita tidak akan khawatir. Justru karena kita khawatir, itu menunjukkan bahwa kita tidak beriman atau ada masalah dengan iman kita.
Kurangnya keyakinan bahwa Allah mengasihi kita

Seorang anak, tidak akan pernah khawatir apakah bapanya akan menberinya makan. Dia tahu, saat dia lapar, makanan akan tersedia. Dalam hubungan anak dan orang tua, anak itu sama sekali tidak punya kekhawatiran. Dia yakin orang tuanya akan menyediakan.  Dia hidup dalam keyakinan akan kasih orang tua kepadanya. Yang menjadi masalah kita adalah, kurangnya keyakinan bahwa Allah itu mengasihi kita sebagaimana seorang bapa mengasihi anaknya. Kita tidak yakin akan hal itu. Kerana itu kita ragu apakah Allah benar-benar akan memelihara kita. Ini juga menunjukkan bahwa hubungan kita dengan Bapa di surga itu kurang nyata atau riil.
Jadi, untuk kita tidak khawatir, kita perlu terlebih dahulu mengenal siapa Dia yang kita percaya. Kita harus menjalin hubungan anak-bapa yang nyata lewat pengalaman supaya kita tiba pada suatu tingkat di mana kita yakin bahwa Allah Bapa itu sangat mengasihi kita dan karena kasih-Nya itu pada kita, Dia akan memelihara dan memerhatikan kita, dan karena itu, kita tidak perlu khawatir.

Gambaran Gembala dan Domba

Kitab Suci juga menggambarkan hubungan Allah dengan kita sebagai hubungan Gembala dengan domba.
Mazmur 23.1-6 Allah adalah gembala dan kita adalah domba-Nya Allah. Apa yang menjadi tugas seorang Gembala?
  1. Gembala mencari padang rumput dan sungai atau oases di mana domba-dombanya bisa makan dan minum. Domba tidak perlu khawatir tentang makan minumnya.
  2. Gembala memastikan bahwa kawanan dombanya aman dari musuh. Gembala melindungi domba-domba dari cuaca dingin dan juga ancaman serigala dan hewan pemangsa yang lain.
  3. Gembala memimpin dan memastikan domba-domba berada di jalur yang sudah dia tentukan
Tugas domba hanyalah untuk taat dan mengikuti pimpinan Gembala. Sama halnnya dengan hubungan di antara Allah dan kita. Tugas kita hanyalah untuk taat dan menuruti setiap pimpinan-Nya.

Apa yang dapat dilakukan saat kita khawatir?

Namun sebagai manusia yang masih mengejar kesempurnaan, kita kadang kala bisa saja tetap khawatir. Apa yang harus kita lakukan saat kita khawatir?
  1. Renungkan kasih Allah bagi kita. Kalau Allah rela mengorbankan putra-Nya yang terkasih demi kita, tidakkah Dia akan memelihara kita, hal yang sangat mudah bagi-Nya.
  2. Berdoa. Kekhawatiran tidak dapat mengubah apa-apa namun Doa  dapat mengubah segalanya. Saat kita khawatir, kita bisa panik atau berdoa.

    Filipi 4.6 berkata, janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apa pun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

    1 Petrus 5.7 Serahkanlah segala kekhawatiranmu kepada-Nya, sebab Ia memelihar kamu.
  3. Mengucap syukur. Panjatkan doa dengan ucapan syukur (Fil. 4.6). Saat kita dapat mengucap syukur, di saat itu kekhawatiran kita hilang.
  4. Fokuskan pada hal yang dari atas. Pikirkanlah semua yang benar, yang mulia, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan semua yang patut dipuji. Di saat kita stress dan khawatir, fokuskanlah pikiran pada hal-hal yang membangun.
Kiranya kita menjadi anak Tuhan yang bebas dari kekhawatiran dan stress.

Bagaimana kita dapat melakukan kehendak Tuhan


 Di katakan di Ibrani 10:36, "Kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu, yaitu hidup (ay.39) .  Hanya satu jenis orang yang akan tetap hidup selama-lamanya, yaitu orang yang melakukan kehendak Allah. ( 1Yoh. 2:17)
Namun tidaklah mudah bagi kita untuk melakukan kehendak Allah. Terdapat beberapa hal yang mendasar yang akan membantu kita dalam melakukan kehendak Tuhan.
  1. Kita harus Percaya kepada-Nya. Dalam hal yang berhubungan dengan kehidupan kita, kita hanya akan melakukan perintah atau kehendak dari orang yang kita percayai atau ditakuti.

    Namun Allah lebih senang kalau kita melakukan kehendak Allah karena kita percaya kepada-Nya bukan karena kita takut pada-Nya. Sebagai seorang Bapa yang baik, Dia lebih senang dipercayai daripada ditakuti. Dalam hubungan dengan seseorang yang memberi perintah, apakah orangtua, guru, dokter dll., tanda kepercayaan adalah ketaatan. Dan sebaliknya tanda ketidak-percayaan ialah ketidak-taatan. Orang yang hidup dalam ketidak-taatan dalam pengertian apapun tidak dapat disebut orang percaya, karena ketidak-taatannya adalah bukti ketidak-percayaannya, sekalipun ia mempercayai dengan segenap hati Yesus ialah Tuhan!
  2. Kehendak Allah tidak berat. Apakah kita menemukan bahwa kehendak atau perintah Allah itu berat? Jika kita mengasihi seseorang, setiap keinginan dan kehendaknya sangatlah enteng. Kita akan dengan penuh semangat berusaha untuk menyenangkan hati orang yang kita kasihi. Orang yang sedang berpacaran pasti tahu hal ini. Karena cinta, tidak ada yang terasa berat, banyak orang yang bahkan sanggup mengorbankan segalanya karena cinta.

    Jika kita sesungguhnya mengasihi Tuhan, perintah-Nya tidak akan terasa berat, karena satu-satunya upah yang kita cari ialah kesenangan-Nya. Seperti yang dikatakan oleh Yohanes, "Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh. 5.3)
  3. Pandangan tentang kehendak Allah. Kehendak Allah itu baik dan sempurna bagi kita. Allah tidak memperoleh apa-apa ketika kita melakukan kehendak-Nya. Semua kehendak-Nya adalah demi kebaikan dan keuntungan kita. Tidak ada satupun yang kita lakukan "untuk Dia" yang menguntungkan Dia, tetapi justru untuk keuntungan kita sendiri!

    Kita menyembah Dia, tapi yang untung kita sendiri. Jika kita berdoa, siapa yang untung? Dan ini termasuk semua larangan yang Tuhan tetapkan bagi kita. Kita seringkali memandang kehendak dan larangan Allah sebagai mengekang kebebasan kita.

    Akal budi kita harus diperbarui untuk melihat bahwa setiap perintah Allah itu adalah untuk kebaikan dan untuk melindungi kita dari yang jahat. Oleh karena itu, dalam melakukan kehendak Allah, janganlah kita berpikir kita telah mengorbankan sesuatu, karena dalam kenyataannya kita tidak rugi apa-apapun, tetapi malah memperoleh segala sesuatu.
  4. Kita harus kumpul, duduk dan dengar. Alasan yang sering diberi untuk tidak melakukan kehendak Allah adalah karena kita tidak mengetahuinya. Di Matius 12:50 Yesus berkata bahwa siapa saja yang melakukan kehendak Bapa di surga adalah saudaranya. Yesus menunjuk kepada mereka yang sedang berkumpul, duduk dan mendengarkan firman Tuhan ( Mt 12.46-50). Firman Tuhan mengungkapkan kehendak Tuhan.

    Memang benar bahwa kita tidak mungkin dapat melakukan kehendak Tuhan, jika kita tidak mengetahuinya. Dan cara untuk mengetahui kehendak Tuhan adalah mengetahui apa yang diucapkan atau dikatakan oleh-Nya. Kehendak seseorang diungkapkan lewat kata-katanya, demikian juga dengan Tuhan, kata-kata-Nya atau firman-Nya mengungkapkan isi hati dan kehendak-Nya.

    Tidak ada alasan untuk kita berkata kita tidak mengetahui kehendak Tuhan padahal Dia sudah mengungkapkan semuanya di dalam Kitab Suci.
  5. Waktu. Kita perlu meluangkan waktu untuk mengetahui maupun melakukan kehendak Tuhan. Paulus meminta kita untuk mempergunakan waktu kita dengan arif dan bijaksana. Dan  orang yang arif akan mempergunakan waktu untuk mengerti kehendak Allah (Efe 5:15-17). Sangat menyedihkan melihat bagaimana orang membuang waktu mereka untuk hal-hal yang tidak berguna; menonton filem-filem yang tidak berguna, membaca majalah-majalah dan buku-buku yang tidak bermanfaat dan juga menghabiskan waktu  melakukan kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Kesibukan tidak selalunya berarti produktivitas.

    Waktu adalah hidup, dan jika kita arif, kita akan memaksimalkan waktu kita untuk mencari-tahu kehendak Allah bagi kehidupan kita. Kita dapat memulainya dengan memperhatikan dengan seksama bagaimana kita hidup, atau dengan kata lain, bagaimana kita mempergunakan waktu kita. Ada baiknya kita mulai menyerderhanakan hidup kita.
Kiranya kita ditemukan seperti Maria yang meninggalkan segala kesibukan dan memfokuskan diri untuk duduk dan mendengarkan perkataan Yesus dan tidak seperti Marta yang sibuk melakukan banyak hal dan gagal dalam memilih bagian yang terbaik (Lukas 10.38-42). Dan setelah mendengarkan isi hati Tuhan, kita tinggal melakukannya karena kita mengasihi dan mempercayainya dari kedalaman hati kita.

Bagaimana mengenal pengajar dan nabi palsu?


 
Jalan menuju kehidupan adalah jalan yang sesak dan sempit

Hal keselamatan di dalam ajaran Yesus bukanlah suatu hal yang sederhana dan mudah. Yesus memberitahu kita di Matius 7:14 bahwa jalan menuju kepada kehidupan, sangatlah sesak dan sempit dan sedikit orang yang mendapatinya."
Bukan hanya sekedar sangat sedikit orang yang mendapatinya - namun Yesus juga memberitahu kita bahwa sekalipun kita telah menemukannya, kita belum tentu dapat masuk! Dikatakan di Lukas 13.24 bahwa kita masih harus berjuang untuk masuk sekalipun kita telah menemukannya. Dan pada kenyataannya, banyak orang yang akan berusaha untuk masuk tapi tidak dapat. Kita dapat membaca ini di Lukas 13:23-24,

"Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?"  Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat.

Rasul Petrus juga memberi kesan yang sama saat ia berkata bahwa orang benar juga hampir-hampir tidak diselamatkan (1 Petrus 4.18).
Namun harus kita akui bahwa pesan yang kita dapatkan dari gereja masa kini justru bertentangan dengan yang dikatakan oleh Yesus. Apakah mungkin kekristenan hari ini telah jatuh ke dalam bahaya yang diperingatkan oleh Yesus? Pas setelah Yesus memberitahu kita bahwa jalan menuju hidup kekal itu tidak mudah, Yesus melanjutkan untuk memperingatkan kita untuk berwaspada pada nabi-nabi palsu (Mat. 7.15).
Di dalam Kitab Suci, kata waspada itu sering dipakai Tuhan dalam hubungan dengan kepalsuan yang muncul dalam berbagai bentuk. Hanya di dalam bidang agama, terdapat begitu banyak kepalsuan - dalam hal melakukan kewajiban agama untuk dilihat orang; mengucapkan hal yang tidak kita maksudkan; kemunafikan dalam menampilkan diri sebagai lebih baik dari yang sebenarnya dan masih banyak lagi yang lain (Mat. 6).
Kepalsuan inilah yang turut membuat jalan menuju keselamatan itu begitu sesak dan sempit. Akan terdapat banyak nabi-nabi dan pengajar-pengajar palsu yang akan membuat kita salah jalan. Jalan yang disiapkan Tuhan bagi kita adalah jalan yang sempit akan tetapi para pengajar zaman ini telah menggelabui  kita untuk berjalan di jalan yang lebar dan luas. Namun, sadarkah kita bahwa jalan yang lebar dan luas itu tidak akan membawa kita ke jalan kehidupan?

Bagaimana mengenal nabi-nabi palsu?

Pertanyaannya adalah bagaimana kita menghindar dari nabi-nabi yang palsu itu? Bagaimana kita dapat mendeteksi nabi-nabi atau pengajar-pengajar palsu ini. Hal ini, tentunya bukan hal yang sederhana karena Yesus memberitahu kita bahwa semuanya akan datang sebagai domba-domba. Mereka akan menyamar sebagai domba-domba untuk menutupi diri mereka yang sebenarnya, yakni serigala yang buas dan ganas.
Sebagai domba, tentu saja mereka akan melakukan apa yang dilakukan oleh domba. Kita diberitahu (di Mat.7-15-23) bahwa mereka akan bernubuat, melakukan mukjizat dan menyembuhkan dalam nama Tuhan. Dengan adanya iklim kemunafikan yang begitu kentara di kalangan orang religius, ditambah lagi dengan kemampuan mereka bernubuat, melakukan mukjizat dan menyembuhkan, apakah akan terlintas di pikiran orang bahwa mereka ini adalah nabi palsu? Saya pikir tidak.

Berwaspadalah terhadap hal-hal yang spektakuler

Cara pertama untuk menjaga diri kita daripada terpedaya, adalah untuk jangan pernah terkesan dengan mukjizat, kesembuhan atau hal-hal yang spektakuler. Jangan pernah lupa bahwa Yesus sendiri mengingatkan kita bahwa nabi-nabi palsu akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga (Mt. 24.24).
Ingatlah bahwa Iblis juga bisa mengadakan mukjizat. Setiap mukjizat  yang dilakukan oleh Musa dengan kuasa Allah juga dapat ditiru oleh ahli-ahli sihir yang dipanggil Firaun (Kel. 6). Perlu juga ditekankan bahwa pengalaman rohani tidak semestinya membuktikan kerohanian seseorang. Pengalaman rohani bukanlah jaminan bahwa orang yang mengalaminya itu rohani. Umpamanya dalam kasus kesembuhan. Saat mukjizat kesembuhan terjadi, hal ini tidak membuktikan bahwa yang menyembuhkan maupun yang disembuhkan itu rohani. Dalam banyak kasus, orang yang disembuhkan bahkan tidak hidup di dalam Tuhan. Hal ini hanya membuktikan bahwa Allah Yahweh kita adalah Allah yang berbelas kasihan.

Berwaspadalah terhadap orang yang memanfaatkan orang lain

Yang kedua, kita perlu mengingat bahwa pada intinya nabi-nabi atau pengajar-pengajar palsu itu adalah serigala - namun tragedinya adalah mereka adalah serigala yang tidak tahu bahwa mereka itu serigala. Mereka 100% menyakini bahwa mereka itu benar-benar domba dan bukannya serigala yang berkulitkan domba!
Hanya dari natur mereka kita tahu apakah mereka itu serigala atau domba. Serigala saat berhadapan dengan domba pasti ada maunya. Merupakan naturnya serigala untuk memangsa domba. Dengan kata lain, gembala-gembala yang adalah serigala berkulitkan domba akan mencari keuntungan dari domba-dombanya. Di mata serigala, domba-domba itu eksis untuk mengenyangkan dan memberinya keuntungan. Karena itu, berwaspadalah terhadap pelayan-pelayan yang mengambil kesempatan atas domba-dombanya.

Berwaspadalah pada orang  yang hidup menurut keinginan daging

Yang ketiga, dari buahnya kita akan tahu. Buah yang dimaksudkan oleh Yesus di Matius 7 adalah buah roh. Dan di Galatia 5, buah roh di pertentangkan dengan perbuatan daging. Ini berarti nabi-nabi atau pengajar-pengajar palsu dapat diketahui dari kehidupan sehariannya, apakah mereka menunjukkan ciri-ciri dari buah roh seperti kasih, damai, penguasaan diri dan lainnya atau malah perbuatan-perbuatan daging seperti perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri dan roh pemecah? Serigala adalah hewan yang agresif, berwaspadalah terhadap orang yang agresif yang sering menyerang sesama.

Banyak orang percaya yang sedang berjalan di jalan yang lebar dan luas

Yesus memberitahu kita bahwa sangat sedikit yang akan masuk ke dalam jalan kehidupan. Ini berarti bahwa hanya minoritas, hanya yang sisa (remnants) yang akan menemukan dan masuk ke dalam keselamatan. Hal ini memberitahu kita bahwa mayoritas orang, bukannya sedang berjalan menuju kehidupan, tapi kebinasaan. Dan ingatlah bahwa di Matius 7, Yesus sedang berbicara kepada orang-orang yang berseru kepadanya, "Tuhan, Tuhan..." Ini memberitahu kita bahwa orang yang dimaksudkan oleh Yesus sebagai yang sedang berjalan di jalan yang lebar dan luas itu adalah orang-orang percaya, bukannya orang-orang yang belum mengenal Tuhan! Tragisnya, orang percaya yang sedang berada di jalan yang lebar dan luas ini merupakan kalangan mayoritas!
Kiranya kita ditemukan di antara kalangan minoritas yang sedang berjalan di jalan yang sesak dan sempit yang menuju hidup kekal itu

Selasa, 08 Februari 2011

Yerusalem baru ( Golden City )

Melalui Yehezkiel 38:12, Tuhan mengisyaratkan Yerusalem sebagai pusat bumi, dengan titik pusatnya berada di Gunung Moriah, tempat di mana Bait Suci Salomo pernah didirikan, lebih tepatnya lagi yaitu: pada sebuah batu karang besar tempat Abraham mempersembahkan Ishak atas perintah Tuhan (Kej. 22).

Walaupun kata “Yerusalem” berarti “Kota Damai”, namun sepanjang sejarah, kota ini tidak pernah benar-benar mengalami sebuah kedamaian. Pada kenyataannya, kota ini selalu menjadi pusat konflik, peperangan dan kekacauan, sampai pada hari ini, sehingga hampir tidak pernah ada sehari pun, nama kota ini absen dari pemberitaan media massa di seluruh dunia. Kita tidak perlu merasa heran akan hal ini, sebab Alkitab memang telah menubuatkannya seperti demikian di Zakaria 12:2-3.

Sesuai nubuatan Alkitab pula, Yerusalem baru benar-benar akan menjadi kota damai setelah segala pemerintahan ditaklukkan di bawah kaki Raja di atas segala raja, yaitu di masa pemerintahan Sang Raja Damai (Yesus Kristus) di dalam Kerajaan 1000 tahun, setelah kedatangan-Nya kembali (Why. 20). Setelah itu, maut dan kerajaan maut akan dibinasakan, langit dan bumi akan berlalu, digantikan oleh langit dan bumi yang baru (Why 21). Begitu pula dengan Kota Yerusalem, akan digantikan oleh Yerusalem yang baru, sebuah kota dahsyat yang terbuat dari emas tulen dengan kadar 100% murni.

Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Elohim, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. (Why. 21:2)

Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni. (Why. 21:18)

Dan kedua belas pintu gerbang itu adalah dua belas mutiara: setiap pintu gerbang terdiri dari satu mutiara dan jalan-jalan kota itu dari emas murni bagaikan kaca bening. (Why. 21:21)

Hanya mereka yang namanya tercatat di dalam Buku Kehidupan Anak Domba Yesus Kristus yang berhak masuk ke dalam kota itu. Saya merindukan saat-saat di mana semua orang Kristen dimurnikan seperti emas, tetapi bukan seperti emas yang fana, melainkan emas yang bersifat rohani dan kekal. Sebab bila dibandingkan dengan emas murni yang fana, emas murni yang rohani jauh lebih berharga di mata Tuhan. Dan sudah selayaknya bila sesuatu yang kurang berharga menjadi bejana bagi yang lebih berharga. Itulah alasannya, mengapa di Wahyu 21 disebutkan bahwa seluruh kota dan jalan-jalan di sorga terbuat dari emas murni, sebab orang-orang Kristen yang telah dikuduskan (emas murni yang rohani), yang jauh lebih berharga itu, akan tinggal di dalamnya dan berjalan di atasnya.

Emas murni yang rohani memang sepantasnya berjalan di atas jalanan yang terbuat dari emas murni yang fana.

“Dan kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Elohim meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” (Why. 21:23)

Tidaklah mengherankan, jika Yerusalem Baru tidak lagi memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, karena kemuliaan TUHAN YAHWEH-lah yang meneranginya dan Kristus sebagai lampunya. Maka tidak akan aneh pula, apabila seluruh kota dan jalan-jalannya juga terbuat dari emas murni, karena seluruh penghuninya juga adalah emas murni yang rohani yang akan terus-menerus memantulkan terang kemuliaan Tuhan ke seluruh penjuru kota itu. Dan kota itu sendiri merupakan sebuah organisme yang hidup dengan ukuran yang sangat besar, dahsyat dan sempurna, sebagai lambang dari gereja Tuhan di dunia, yang terdiri dari sel-sel yang hidup, yaitu: orang-orang Kristen emas murni. Itu sebabnya Yerusalem Baru disebut juga: “The Golden City” atau “Kota Emas”.

Jumat, 04 Februari 2011

KehendakNya dalam gerejaNya

Firman: Yehezkiel 34:13-16
Pernyataan Tuhan lewat Nabi Yehezkiel di mana Tuhan mengecam gembala-gembala yang tidak benar, “Celakalah gembala-gembala Israel yang menggembalakan dirinya sendiri … Kamu menikmati susunya, dari bulunya kamu buat pakaian, yang gemuk kamu sembelih tetapi domba-domba itu sendiri tidak kamu gembalakan” (ay 2b-3). Tuhan kemudian menyatakan “Aku sendiri yang menjadi lawan gembala-gembala itu….” (ay 10). Sedemikian besar kasih Tuhan akan gembala-gembalaNya, “”Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan memperhatikan domba-dombaKu dan akan mencarinya” (ay 11).
Tuhan menyatakan kehendakNya dan ini yang harus terjadi di dalam gerejaNya, yaitu:
1. Membawa dan mengumpulkan.
“Aku akan membawa mereka keluar dari tengah bangsa-bangsa dan mengumpulkan … dan membawa mereka ketanahnya” (ay 13). Dibawa keluar terlebih dahulu yaitu dari dunia yang gelap (dikuduskan), kemudian dikumpulkan dan dibawa ketempat yang dijanjikan Tuhan, ketanahnya!. Tempat yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah perjanjian yang melimpah susu dan madunya. Tuhan senantiasa membawa kita ke tempat yang lebih baik, lebih nyaman dan lebih dalam berkatNya. “Aku akan menggembalakan mereka di atas gunung-gunung Israel dan dialur-alur sungainya…” (ay 13). Pemazmur berkata “Ia membimbing aku ke air yang tenang…. Ia menuntun aku di jalan yang benar…” (Maz 23:2-3). Gereja adalah tempat yang nyaman dan yang memberkati sehingga setiap orang yang hadir dalam rumah Tuhan akan menikmati berkatNya.
2. Menggembalakan dengan baik.
“Dipadang rumput yang baik akan Kugembalakan ...disana tempat penggembalaan yang baik mereka akan berbaring dan rumput yang subur menjadi makanannya …...” (ay 14).
“Yang baik” sebagai tempat dan “rumput yang subur” sebagai makanan, itu yang senantiasa diberikan gembala bagi domba-dombanya. Tempat yang nyaman yang memberikan kelegaan sehingga domba dapat berbaring sesuai dengan panggilan Tuhan “Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat 11:28). Pemazmur menyatakan ““Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau…” (Maz 23:2). Disamping itu pengajaran sebagai makanan rohani harus diberikan sesuai dengan Amanat Agung Kristus, “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu” (Mat 28:20). Gereja adalah tempat yang memberikan kelegaan dan bimbingan, itulah penggembalaan! Targetnya agar jemaat menikmati janjiNya (baca Ib 10:36) dan masuk ke dalam kerajaanNya (baca Mat 7:21).
3. Memperdulikan setiap pribadi.
“Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, ….. Aku akan menggembalakan mereka sebagaimana seharusnya.” (ay 16). Kepedulian Tuhan akan setiap kebutuhan, khususnya bagi yang hilang, yang tersesat, yang luka dan yang sakit dinyatakan dibutuhkan tindakan khusus juga. Di dalam perumpamaan domba yang hilang, Tuhan Yesus menyatakan seekor dari seratus kawanan domba tersesat maka yang 99 ditinggalkan dan yang tersesat perlu dicari (baca Mat 18:12-14). Kemudian Ia berkata “Demikianlah juga Bapamu yang di surga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang” (Mat 18:14). Gereja harus memiliki kepedulian akan setiap pribadi yang telah menjadi bagian dalam penggembalaan. Setiap domba yang tidak lagi bersekutu perlu mendapatkan perhatian, dicari dan dibawa kembali ke dalam penggembalaan kecuali jika yang bersangkutan telah memutuskan berada di dalam penggembalaan yang lain. Domba harus ada didalam penggembalaan karena jika tidak “mereka lelah dan terlantar” (Mat 9:36).

JanjiNya bagi keturunan Abraham

Firman: Yesaya 41: 8-10
Pernyataan Tuhan melalui Nabi Yesaya, “Tetapi engkau, hai Israel, hambaKu, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi” (ay 8). Siapakah yang dimaksud sebagai keturunan Abraham? Menurut alkitab, “mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham” (Gal 3:7); “merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu” (Gal 3:9); “Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal 3:29).
Orang percaya dinyatakan sebagai keturunan Abraham yang berhak menerima janji Allah. Apa yang perlu kita ketahui sebagai keturunan Abraham?
1. Tuhan menentukan panggilanNya.
“Engkau hambaKu, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau” (ay 9b). Telah memilih dan tidak menolak dengan jabatan hambaKu. Panggilan hamba menuntut kita untuk taat dan setia. Kisah kaum Rekhab yang diangkat Tuhan, “Keturunan Yonadab bin Rekhab takkan terputus melayani Aku sepanjang masa.” (Yer 35:19b) didasarkan karena kesetiaan dan ketaatan mereka (baca Yer 35). Kita telah dipanggil, “Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri…” (1 Pet 2:9). Dipanggil sebagai iman dan sebagai anak-anak raja, imamat yang rajani, yang melayani dan bukan yang dilayani. Hidup kita telah ditentukan dengan tujuan utama untuk memuliakan nama Tuhan. Lewat  nabi Yesaya pernyataan Tuhan “… yang Kuciptakan untuk kemuliaanKu…”(Yes 43:7). Rasul Paulus “Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu” (1 Kor 6:20).
2. Tuhan akan menyertai tiap pribadi.
“janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu;” (ay 10a). Takut dan bimbang adalah penghambat kemajuan atau keberhasilan. Rasul Petrus yang mampu berjalan di atas air bersama dengan Tuhan dinyatakan mulai tenggelam di saat takut dan bimbang, “takutlah ia .. mengapa engkau bimbang” (baca Mat 14:28-31). Janji Tuhan “Dan ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai pada akhir zaman” (Mat 28:20). Selamanya disertai Tuhan! Rasul Paulus menegaskan “Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita…” (Gal 4:6). Dimana saja dan kapan saja, Roh Tuhan berada di hati kita dan tidak akan meninggalkan kita, “… bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu” (1 Kor 6:19) bahkan dikatakan “jika orang tidak memiliki Roh Kudus ia bukan milik Kristus” (Rom 8:9b).
3. Tuhan akan memberi kemenangan
“Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.” (ay 10b). Tuhan akan meneguhkan dan menolong kita dengan tujuan supaya kita menang. Pernyataan Rasul Yohanes, “Sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia” (1 Yoh 5:4). Anak-anak Tuhan seharusnya menang karena “Roh yang ada di dalam kamu lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia” (1 Yoh 4:4). Kita adalah umat pemenang! Menang dalam menanggulangi segala kuasa-kuasa kegelapan yang ingin menghancurkan kehidupan. Menang dalam segala seuatu untuk memberikan keberhasilan dalam hidup. Demikian juga menang dalam memenangkan segala rancangan yang telah ditetapkan Tuhan di setiap pribadi. Sadari rancangan Tuhan bagi keturunan Abraham, diberkati untuk memberkati!, “…engkau akan menjadi berkat ..olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapatkan berkat” (Kej 12: 2-3).

Melangkah maju menuju keberhasilan

Firman: Filipi 3:7-16
Rasul Paulus menyatakan bahwa ia belum sempurna, “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya….”(ay 12). Rasul Paulus dalam proses mengejar atau berusaha mencapai apa yang menjadi kehendakNya. Pernyataan Tuhan Yesus “haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna” (Mat 5:48) dan ia menyadari manusia tidak dapat sempurna tetapi Kristus yang menggenapinya, “Ia yang memanggil kamu adalah setia. Ia juga akan menggenapinya” (1 Tes 5:24).
Rasul Paulus berlari mau mencapai keberhasilan dengan merindukan “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitanNya dan persekutuan dalam penderitaanNya ….” (ay 10). Karena itu Rasul Paulus menetukan sikap sebagai berikut:
1. Meninggalkan masa lalu
”… aku melupakan apa yang telah di belakangku” (ay 13a). Menoleh kebelakang dapat berakibat menghambat kemajuan. Betapa banyaknya perselisihan yang disebabkan karena mengungkit masa lalu! Seorang yang pelari harus melihat ke depan jika mau menang. Sikap Paulus sebagai “orang Ibrani asli …orang Farisi …penganiaya jemaat…mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat” (ay 5-6). Setelah bertemu dan di jamah Tuhan sewaktu dalam perjalanan ke Damsyik, , “Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya aku?” (Kis 9:4). Ia bertobat dan menjadi Paulus dengan pernyataan “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus……Tuhanku lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah…..” (ay 7-8). Pernyataan “Tuhanku lebih mulia daripada semuanya” (ay 8) memotivasi membawa kita kepada yang lebih baik. Tuhan Yesus menyatakan “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk kerajaan Allah” (Luk 9:62).
2. Mengarah ke depan dan bertekun
” dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan…” (ay 13b-14a). Perhatikan Rasul Paulus tidak hanya mengarahkan diri dan menunggu tetapi berusaha atau berjuang dengan berlari-lari untuk mencapai tujuannya. Miliki ketekunan dalam perjuangan dan sadari akan janjiNya, “hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11). Yang di depan ada yang lebih indah, lebih baik, lebih berguna. Miliki visi dalam kehidupan dan buatlah target untuk dicapai dengan komitmen. Banyak orang yang kurang memiliki visi sehingga hidup ini dijadikan sia-sia sedangkan setiap waktu adalah kesempatan yang sangat berguna untuk meningkatkan diri dan meningkatkan kesejahteraan diri maupun keluarga. Bagaimana untuk mengetahuinya? Mulailah dengan apa yang kita miliki karena Tuhan tidak menuntut apa yang kita tidak miliki. Tuhan Yesus berkata “ Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” (Mar 6:38). Tuhan sanggup melipat gandakan sehingga jumlah yang ada dapat mencukup memberi makan 5000 orang bahkan lebih!
3. Memperoleh apa yang dirindukannya
“memperoleh hadiah yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (ay 14c).  Hadiah!
Hadiah yang luar biasa yaitu dipanggil oleh Tuhan untuk kerajaanNya dengan ikut ambil bagian sebagai hambaNya. Melakukan sesuatu untuk Tuhan dan memuliakan namaNya. Maria adalah seorang wanita yang kudus dan taat, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38). Ia memperoleh hadiah sehingga Iapun dipermuliakan. Betapa indahnya menjadi hamba Tuhan tetapi tantangan kita adalah hamba yang mencapai target yaitu yang sesuai dengan kehendakNya. Apa yang dikehendakiNya? “Kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu” (Yoh 15:8). “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan” (Yoh 15:8). Mungkinkah kita dapat berhasil hingga mendapatkan hadiah sebagai kerinduan kita? Jelas Firman berkata “Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5).

Melatih diri dalam ibadah

Firman: 1 Timotius 4:7b-16
Surat Rasul Paulus kepada seorang pemuda yang bernama Timotius, katanya “Latihlah dirimu beribadah” (ay 7b). Melatih diri merupakan sebuah proses yang tidak dapat terjadi dalam sekejab tetapi perlu waktu hingga terbiasa. Membutuhkan pengerahan tenaga, kedisiplinan dan komitment. Seorang olahragawan melatih dirinya untuk mencapai sasaran yaitu menjadi lebih baik!. “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang karena kita menaruh pengharapan….” (ay 10).
Rasul Paulus menegaskan ada latihan badani dan ada latihan rohani, “Latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (ay 8). Janji Tuhan adalah janji berkat dan janji ini dapat dinikmati sekarang ini selama kita hidup di bumi bukan nanti yang akan datang di surga. Di bumi dan di surga! “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga” (Mat 6:10). Apa yang perlu kita latih?
1. Melatih diri menjadi teladan.
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”(ay 12b). Kita dipanggil “beritakanlah dan ajarkanlah” (ay 11). Salah satu sarana mengajar yang paling efektif adalah melihat dan meniru. Dari sebab itu dibutuhkan seorang teladan. Penulis Amsal, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27: 17). Siapa yang perlu kita teladani dalam hidup ini? Rasul Yohanes menyatakan “ia wajib hidup seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2: 6). Kita wajib hidup seperti Kristus telah hidup termasuk cara berkata-kata yang penuh dengan hikmatNya, tingkah lakuNya yang sopan penuh dengan kasih, setia dan selalu dalam kekudusan, tidak berdosa.
2. Melatih diri dalam pengajaran.
“bertekunlah dalam membaca kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (ay 13). Diawali dengan bertekun dalam membaca alkitab sehingga mampu dalam membangun dan mengajar. Bertekun berarti tiada henti-hentinya melakukan. Kita dapat melatih diri untuk bertekun, dibiasakan! Dalam hal ini membaca Firman Tuhan! Kenyataan yang menyedihkan orangtua dipanggil, “didik mereka (anak-anakmu) di dalam ajaran dan nasehat Tuhan” (Ef 6:4). Tetapi betapa banyaknya orangtua yang tidak mampu melakukannya apalagi membangun dan mengajar anak-anak mereka karena kurangnya pengetahuan akan Firman Tuhan. Dari sebab itu kesadaran generasi masa kini dibutuhkan agar mereka bertekun dalam Firman untuk kepentingan generasi yang akan datang.
3. Melatih diri dalam pelayanan.
“Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”(ay 14). Karunia yang telah diberikan, “kepada tiap-tiap orang… untuk kepentingan bersama” (1 Kor 12:7) dan “semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun” (1 Kor 14:26). Bagi yang menggunakan, Tuhan memberikan pujian “ Hai hambaku yang baik dan setia … aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:23) sedangkan yang tidak menggunakan, Tuhan Yesus berkata “Hai kamu hamba yang jahat dan malas….. Sebab itu ambillah talenta itu..” (Mat 25:26 & 28). Sebenarnya panggilan kita adalah penetapan Tuhan, “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5), telah ditetapkan Tuhan “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu …sebelum engkau keluar dari kandungan..” (Yer 1:5). Jadi tidak ada pertanyaan dari Tuhan mau atau tidak mau tetapi telah ditetapkan/ diputuskan untuk melayani bagi kemuliaan nama Tuhan.

Meningkatkan kerohanian pribadi

Firman: 1 Korintus 3: 10-17
Rasul Paulus mengirim surat ke jemaat di Korintus, orang-orang percaya yang disebut “ladang Allah, bangunan Allah” (ay 9); “miliki Kristus” (ay 23) yang perlu bertumbuh menjadi dewasa dengan meningkatkan kerohanian pribadinya. Ada 3 langkah yang akan terjadi yaitu sebagai berikut:
1. Menerima peletakan dasar iman.
“ yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakan dasar..” (ay 10). Yang dimaksud “aku” disini adalah Rasul Paulus yang menyatakan sebagai “kawan sekerja Allah” (ay 9), yang telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan tentang Kristus, “telah meletakan dasar” (ay 10). Dibutuhkan seorang hamba Tuhan untuk meletakan dasar, “dasar yang telah diletakan yaitu Yesus Kristus” (ay 11). Bukan dasar pengkotbah, bukan doktrin Paulus atau Petrus ataupun Apolos tetapi sekali lagi Kristus yang harus dinyatakan sesuai yang tertulis dalam alkitab secara utuh. Kenyataan yang ada di Korintus, mereka lebih menekankan pengkotbah daripada Kristus, dari sebab itu Rasul Paulus menegur mereka yang belum rohani (baca ay 4-6). Iman harus timbul, “pendengaran oleh firman Kristus” (Roma 10:17).
2. Mengembangkan pengenalan pribadi.
“Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya” (ay 10b); “dengan emas, perak, batu permata,kayu, rumput kering atau jerami” (ay 12). Hamba Tuhan memberikan dasar dan kewajiban tiap-tiap orang adalah membangun di atasnya dengan memperhatikan kualitas bahan yang akan digunakan. Rasul Paulus menggambarkan ada 2 macam kualitas bangunan yaitu: emas, perak, batu permata dan kayu, rumput kering, jerami. Apa perbedaannya? Yang pertama bersifat kekal, bagus, mahal dan sulit diperoleh sedangkan yang lain bersifat sementara, biasa, murah dan mudah diperoleh. Pilihan ada pada kita! Yang dimaksud emas, perak, batu permata dinyatakan, “Terima didikan …..pengetahuan….hikmat…” (Ams 8:10-11) dan “menerima perkataanku… menyimpan perintahku di dalam hatimu ….mencendrungkan hatimu…mencarinya….mengejarnya …maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah.” (Ams 2:1-5). Kehendak Paulus, “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia….” (Fil 3:10). Doa Paulus untuk jemaat, “supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef 1:17). Tanda yang nyata yang harus terjadi adalah agar jemaat beribadah dengan hormat menyembah dan melayani Tuhan dan dengan segenap hati! Serius!
3. Menghadapi ujian akhir jaman.
“Karena hari Tuhan akan menyatakan, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu” (ay 13). Akan ada ujian daripada apa yang telah kita lakukan. Rasul Paulus menekankan, “seorang yang tahan uji, ia akan mendapat upah” (ay 14) sedangkan yang lain “terbakar….menderita kerugian… diselamatkan tetapi seperti dari dalam api” (ay 14). Perhatikan keduanya selamat karena telah menerima dasar iman Kristus tetapi di dalam keadaan berbeda, tidak sama. Itu adil karena tergantung dengan apa yang kita lakukan di dalam hidup ini. Rasul Paulus menyatakan “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan … jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Alkitab menyatakan ada 5 (lima) mahkota yang akan Tuhan berikan kepada orang-orang percaya di saat kedatanganNya yang kedua. Betapa menyedihkan bagi orang yang tidak mendapatkan apa-apa bahkan digambarkan menghadap Tuhan di dalam keadaan terbakar, “seperti dari dalam api” (ay 14), hitam, kotor dan hangus!.

Di dalam tangan yang sanggup

Firman: Matius 6:25-34
Pernyataan Tuhan Yesus yang diawali dengan “Jangan kuatir akan hidupmu” (ay 25) karena kekuatiran tidak “dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupmu” (ay 27). Dari sebab itu hendaklah kita melihat kenyataan hidup dan peran Tuhan di dalam kehidupan. Serahkan hidup ini sepenuhnya ke dalam tangan yang sanggup dan perhatikan sbb:
1. Hidup untuk kehidupan kekal
“Bukankah hidup ini lebih penting daripada makanan dan tubuh ini lebih penting daripada pakaian” (ay 25b). Ada yang lebih penting yang harus dipikirkan yaitu tentang hidup ini dan tentang tubuh ini yang dinyatakan sebagai Bait Allah. “Karena itu muliakan Allah dengan tubuhmu” (1 Kor 6:20). Pertanyaan yang perlu dijawab, hidup ini untuk makan atau makan untuk hidup! Yang mana yang harus diutamakan? Makanannya atau hidupnya! Jelas Tuhan Yesus menyatakan hidup ini lebih penting dari sebab itu makan untuk hidup. Sewaktu Tuhan Yesus berada di padang gurun dan lapar, iblis mencoba Dia dan Tuhan dengan tegas menyatakan “manusia hidup bukan dari roti saja tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Roti adalah makanan jasmaniah dan Firman adalah makanan rohaniah. Disadari keduanya dibutuhkan untuk hidup dari sebab itu janganlah bekerja terus menerus dan melupakan panggilan ibadah. Rasul Yakobus menyatakan “terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu” (Yak 1:21).
2. Hidup untuk menerima berkatNya
“Pandanglah burung-burung dilangit ….namun diberi makan oleh Bapamu yang disurga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (ay 26). Burung yang tanpa berbuat apa-apa diberi makan oleh Tuhan apalagi kita yang dikatakan “jauh melebihi”, pasti diberi makan! “Mengapa kamu kuatir” (ay 28), “hai orang-orang yang kurang percaya” (ay 30). Sadari kehendakNya adalah memberkati, diberi kekayaan dan diberkati (baca Ul 28:11-12 dan Yoh 15:8) bahkan kita dipanggil sebagai penyalur berkat (baca  Kej 12:3). Tuhan menyadari kelemahan manusia yaitu jatuh sombong dan cinta uang. Pernyataan Tuhan Yesus “Sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masul Kerajaan Surga” (Mat 19:3) dari sebab itu kita diberi “masing-masing menurut kesanggupannya” (Mat 25:15). Berkat kita sesuai kesanggupan kita, jika ingin berkat lebih maka kita harus meningkatkan kemampuan kita dan Tuhan akan memperhatikan tanggung jawab kita dalam menggunakan pemberian Tuhan. (baca perumpamaan tentang talenta).
3. Hidup untuk bersukacita dalam Tuhan.
“Sebab itu janganlah kamu kuatir” (ay 31). Kuatir adalah penghambat sukacita. Rasul Paulus menyatakan kepada jemaat di Filipi, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan. Sekali lagi kukatakan bersukacitalah!” (Fil 4:4). Rasul Paulus juga menjelaskan tentang Kerajaan Surga, “Sebab Kerajaan Surga bukanlah soal makanan dan minuman. Tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dab sukacita oleh Roh Kudus” (Rom 14:17). Nikmati Kerajaan Surga di bumi ini, seperti doa Bapa kami, “datanglah Kerajaanmu …. dibumi seperti di surga” (Mat 6:10). Kekuatiran akan makanan, minuman dan pakaian, “dicari oleh bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah” (ay 32). Tuhan Yesus berkata “Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu” (ay 33). Tuhan yang akan melengkapi segala kebutuhan kita! Rasul Petrus berkata “Serahkan segala kekuatiranmu kepadaNya sebab Ia yang memelihara kamu” (1 Pet 5:7) dan janjiNya adalah “hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11).

Mengapa kita harus melayani

Firman: Yohanes 9:1-4
Kisah perjalanan Tuhan Yesus, dimana di saat dalam perjalanan Tuhan Yesus melihat seorang buta sejak lahir. Ini mengundang para murid untuk bertanya “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orangtuanya, sehingga ia dilahirkan buta? (ay 2). Tuhan kemudian menjawab “Bukan dia dan bukan juga orangtuanya tetapi pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (ay 3). Dari sebab itu hendaklah kita berhati-hati dengan “jangan kamu menghakimi” (Mat 7:1) karena kita tidak mengetahui tetapi yang jelas dikatakan Tuhan akan menyatakan lewat kebutaannya.
Yang menjadi pertanyaan yang perlu dijawab, “Mengapa kita harus melayani?”:
1. Karena ada kebutuhan.
“Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang buta sejak lahir” (ay 1). Gambaran Tuhan yang peduli, tidak hanya sekedar lewat tetapi mengamati dengan melihat akan apa yang ada disekelilingnya dan ternyata ada kebutuhan, seorang buta yang butuh pertolongan. Benarkah ada banyak kebutuhan di dunia ini? Ini tergantung sejauh mana kita melihat! Apakah kita melihat diri sendiri ataukah disekeliling kita ataukah seluruh dunia? KehendakNya “Yerusalem…. seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi” (Kis 1:8). Ini adalah tanggung jawab kita! Apa yang menjadi kebutuhan manusia? Dinyatakan ada 2 kebutuhan yaitu kebutuhan jasmaniah diantaranya kemiskinan, penyakit & kelemahan; dan kebutuhan rohaniah diantaranya pengajaran Firman yang dapat menimbulkan masalah pribadi dan dosa. Pernyataan Tuhan Yesus karena ada kebutuhan, “Anak manusia juga datang bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawaNya menjadi tebusan banyak orang” (Mark 10:45).
2. Karena itu keharusan.
“Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku” (ay 4). Pernyataan “kita” berarti Tuhan Yesus dan murid-muridNya bekerja sama. Rasul Paulus menyatakan “Kami adalah kawan sekerja Allah” (1 Kor 3:9) (NIV: “we” tetapi NKJV: “I”). Ditambahkan pernyataan “harus” merupakan kewajiban bukan pilihan lagi. Tuhan Yesus juga menyatakan “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan….” (Yoh 14:12) dan kita akan melakukannya dengan kuasa Roh Kudus yang diberikan Bapa di dalam kehidupan kita. Peran Roh Kudus juga dinyatakan di dalam kehidupan kita sehingga kitapun akan berperan seperti Roh Tuhan yang ada di dalam tubuh kita, diantaranya: menolong (Yoh 14:16), menghibur & mengajar (Yoh 14:26), bersaksi (Yoh 15:26) dan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran, penghakiman (Yoh 16:8).
3. Karena masih ada kesempatan.
“selama masih siang; akan datang malam dimana tidak ada seseorangpun yang dapat bekerja” (ay 4). Tuhan menggambarkan siang dan malam sebagai pernyataan ada waktunya bekerja dan ada waktunya beristirahat. Selama masih siang gunakan untuk bekerja dengan kesungguhan hati. Rasul paulus berkata “Karena itu perhatikan dengan seksama, bagaimana kamu hidup …. pergunakanlah waktu yang ada….” (Ef 5:15-17) dan jika teliti seterusnya Rasul Paulus menasehati jemaat untuk mengerti kehendakNya, hidup penuh dalam Roh, bersyukur kepadaNya dan merendahkan hati (baca Ef 5:15-21). Kepada jemaat di Galatia, “Karena itu selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik….” (Gal 6:10).
Pelayanan merupakan keharusan dan berlaku bagi semua orang, tua maupun muda. Pemazmur berkata “Pada masa tuapun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan bahwa Tuhan itu benar…..” (Maz 92:15-16). Dan ingatlah selalu bahwa “giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ….. jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58).

Kamis, 03 Februari 2011

Melakukan kehendak Tuhan

Firman: Ibrani 13:20-21
Surat ini ditujukan kepada jemaat Tuhan, orang-orang Ibrani di mana penulis Ibrani menekankan, “suatu hidup yang baik” (ay 18) dan “melakukan kehendakNya” (ay 21) Dikatakan dengan tegas bahwa Tuhan Yesus, “Gembala Agung segala domba” (ay 20) akan “memperlengkapi” dan “mengerjakan”. Ini yang perlu kita ketahui dan sadari!
1. Tuhan yang memperlengkapi.
“Tuhan kita, kiranya memperlengkapi kamu dengan segala yang baik untuk melakukan kehendakNya” (ay 21). Tuhan melengkapi! Tuhan tidak menyatakan kehendakNya tanpa perlengkapan yang kita butuhkan. Sewaktu Tuhan hendak mengutus murid-muridNya untuk pergi dalam pelayanan, “Yesus memanggil kedua belas muridNya dan memberi kuasa kepada mereka” (Mat 10:1). Murid-murid dilengkapi dengan kuasa. Demikian pula kita dilengkapi oleh Tuhan untuk dapat melakukan kehendakNya. Apa yang telah Tuhan berikan bagi kita? Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Firman Tuhan. Pemazmur berkata “FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Maz 119:105). Firman Tuhan adalah petunjuk yang membawa kita kepada kebenaran, sehingga kita tidak salah jalan. Juga perlu disadari “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepadaNya” (Maz 37:23) supaya “perjalananmu berhasil dan engkau beruntung” (Yos 1:8).
b. Pekerja atau gembala. Tuhan Yesus berkata “mintalah …. supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian” (Mat 9:38). Rasul Paulus menyatakan “Dan Ialah yang memberikan baik rasul-rasul… nabi-nabi… pemberita injil…. gembala… pengajar untuk melengkapi orang-orang kudus…” (Ef 4:11-12). KehendakNya agar jemaat tidak “lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala” (Mat 9:36) tetapi digembalakan dan dalam penggembalaan.
c. Talenta atau karunia. Rasul Paulus menyatakan “Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan pernyataan Roh” (1 Kor 12:7). Tiap-tiap orang berarti semua orang tanpa perkeculian, “ karunia yang telah diperoleh” (1 Pet 4:10). Adapun talenta itu diberikan “semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun (tubuh Kristus)” (1 Kor 14:26). Gunakan talenta/karunia itu dengan tanggung jawab karena janji Tuhan “telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar” (Mat 25:23).
2. Tuhan yang mengerjakan.
“dan mengerjakan di dalam kita apa yang berkenan kepadaNya, oleh Yesus Kristus” (ay21). (Kabar Baik: dengan perantaraan Yesus Kristus, Allah mengerjakan di dalam kita apa yang diinginkannya). Siapa yang sebenarnya melakukan pekerjaan di dalam kita? Bukan kita sendiri tetapi Roh Tuhan yang ada di dalam kita yang berkarya melakukan kehendak Bapa. Pernyataan Tuhan Yesus sendiri, “tetapi Bapa yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaanNya” (Yoh 14:10). Bapa yang berkarya di dalam Anak dan kini adalah Anak yang berkarya di dalam kita. Tuhan Yesus kemudian melanjutkan “Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan bahkan… yang lebih besar daripada itu” (Yoh 14:12). “sebab diluar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa” (Yoh 15:5). Ijinkan Tuhan yang bekerja karena apa yang dikerjakanNya pasti berkenan di hadapanNya, kita hanyalah alat-alatNya. Ijinkan Tuhan yang memimpin kehidupan bukan kita yang memimpin dengan kekuatan diri sendiri. Di dalam kenyataan hidup, banyak diantara kita yang membuat rencana dan meminta Tuhan memberkati rencana kita. Ini perlu diubah, biarlah Tuhan yang membuat rencana dan kita yang melakukan rencanaNya. Tuhan yang bekerja kita yang ikut! Seperti Maria berkata: “Aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk 1:38) – taat saja! Contoh yang indah yaitu belalang yang berbadan besar dengan sayap yang kecil mampu terbang jauh dengan menyerahkan diri dibawa oleh angin.

Lahir baru untuk diberkati

Firman: Yohanes 2:23 – 3:8
Kisah percakapan Tuhan yesus dengan Nikodemus, seorang Farisi, pemimpin agama Yahudi yang telah melihat berbagai tanda mujijat tetapi tetap tidak percaya, “kamu tidak percaya” (ay 12). Yang dipercayai oleh Nikodemus ialah “sebagai guru yang diutus Allah” (ay 2), yang disertai dan yang diurapi tetapi bukan sebagai Tuhan. Tuhan Yesus kemudian menyatakan “Sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan kembali….” (ay 3) dan diulang kembali “tidak dilahirkan kembali dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah” (ay 5). Kelahiran baru merupakan keharusan yang harus terjadi agar kita melihat dan masuk ke dalam Kerajaan Allah. Bagaimana proses kelahiran baru, dinyatakan sebagai berikut:
1. Peran hati
“sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia” (ay 25). Tuhan senantiasa melihat hati, “tetapi Tuhan melihat hati” (1 Sam 16:7). Mengapa hati? Penulis Amsal berkata “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan karena dari situlah terpancar kehidupan” (Ams 4:23). Hati yang baik mengeluarkan perbuatan yang baik sedangkan yang jahat mengeluarkan perbuatan yang jahat. Tuhan Yesus juga memberi perumpamaan tentang seorang penabur, ada yang jatuh dipinggir jalan, tanah yang berbatu, tengah semak duri dan tanah yang baik. Dijelaskan “yang ditaburkan dalam hati orang” (Mat 13:9), “setelah mendengarkan Firman itu menyimpannya dalam hati yang baik” (Luk 8:15) dan “mendengar Firman itu dan mengerti dan karena itu ia berbuah” (Mat 13:23). Kehendak Tuhan adalah hati yang murni (baca Maz 24:4); “hati yang taat” (Yehz 36:26) dan kerendahan hati. Sadari bahwa Roh Tuhan diberikan “ke dalam hati kita” (Gal 4:6).
2. Peran Firman
“dilahirkan kembali dari air….” (ay 5). Walaupun pernyataan “dari air” diperdebatkan oleh para theologian, marilah kita melihat alkitab secara utuh. John Chrysostom (347-407) berpendapat bahwa ini adalah sakramen baptisan air tetapi kemudian disadari seorang penyamun yang disalibkan dengan Tuhan Yesus tidak berkesempatan dibaptis tetapi Tuhan menyatakan “sesungguhnya hari ini juga engkau akan bersama Aku di dalam Firdaus” (Luk 23:43). Air dilambangkan sebagai Firman, “Kamu memang sudah bersih karena Firman” (Yoh 15:3) dan juga dikuatkan dengan pernyataan rasul Petrus “Karena kamu telah dilahirkan kembali …. oleh firman Allah…” (1 Pet 1:23). Firman mempengaruhi iman kita, “iman timbul dari pendengaran dan pendengaran oleh Firman Kristus” (Rom 10:17). Pemazmur berkata “FirmanMu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku” (Maz 119:105) yang membawa kita kepada kebenaran dan tidak salah jalan!
3. Peran Roh Kudus
“dilahirkan kembali dari air dan Roh” (ay 5). Beberapa theologian berpendapat air dan Roh merupakan kesatuan. Bahasa asli diterjemahkan sebagai “air yaitu Roh” atau “air juga Roh”. Firman dan Roh juga merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak bisa mengerti Firman tanpa pertolongan kuasa Roh Kudus. Rasul Paulus menyatakan “Bahkan sampai hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka …selubung itu diambil daripadanya.. dimana ada Roh Allah disitu ada kemerdekaan” (2 Kor 3:15-17). Roh Kudus yang akan membuka mata rohani dan telinga rohani kita. Tuhan Yesus menyatakan bahwa “Dialah (Roh Kudus) yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yoh 14:26); “Ia akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh 16:13a).
Ketiga peran ini dikuatkan sebagai penggenapan nubuatan nabi Yehezkial, “mencurahkan air jernih …. Kuberikan hati yang baru ….RohKu akan Kuberikan diam di dalam batinmu…” (Yehz 36: 25-27) dan dilanjutkan dengan janji berkatNya sebagai manusia baru yang hidup baru, “supaya kamu jangan lagi menanggung noda kelaparan….” (Yehz 36-30). Amin!

Tanda kedewasaan rohani

Firman: Ibrani 5:11 – 6:8
Penulis Ibrani menulis surat ini ditujukan kepada orang-orang Ibrani, pengikut Kristus yang sudah lahir baru. Dinyatakan “yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, dan yang mengecap firman yang baik dari Allah…” (6:4). Supaya mereka menjadi dewasa, “orang-orang dewasa” (6:14) dan memberikan tanda-tanda kedewasaan rohani sebagai berikut:
1. Mampu mengajar Firman.
“seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari pernyataan Allah” (5:12). Jika ditanya, mengapa menjadi percaya dan mengikuti Kristus? Mungkin mereka tidak mampu memberikan jawaban. Apa yang menjadi sebab mereka tidak bisa mengajar? Dikatakan, “lamban dalam hal mendengar” (5:11) (Kabar Baik: lambat sekali mengerti) yang dapat disebabkan karena kurang perhatian, kurang berminat atau kurang bergairah sehingga mengakibatkan tidak mempunyai “pengetahuan yang benar tentang Anak Allah” (Ef 4:13). Perhatikan panggilan Tuhan bagi orangtua, “didiklah mereka (anak-anak) di dalam ajaran dan nasihat Tuhan” (Ef 6:4). Yang menyedihkan bagi generasi masa datang jika orangtua mendidik berdasarkan pengalaman dan tidak berdasarkan pengajaran Firman karena kurang pengetahuan para orangtua dalam hal rohani! Apa yang akan terjadi pada generasi berikutnya?
2. Mampu membedakan.
“pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik daripada yang jahat” (5:14). Yang terlatih dari sebab itu perlu dilatih untuk menjadi lebih sensitive atau peka di dalam segala hal sehingga mampu membedakan benar atau salah, etis atau tidak etis, baik atau jahat, terang atau gelap, kehendakNya atau kehendakku. Dunia berkata butuh indera ke 6 yaitu hati (suara hati) yang lebih tepat dan benar!. Yang perlu kita sadari dibutuhkan Firman dan Roh Kudus. Tuhan Yesus berkata “FirmanMu adalah kebenaran” (Yoh 17:17), “Ia (Roh) akan memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran” (Yoh 16:13)
3. Mampu mempertahankan iman.
“namun yang murtad lagi, tidak mungkin diperbaharui sekali lagi sedemikian….” (6:6). Apa arti murtad? Menurut kamus: berkianat, berbalik kebelakang, membuang iman, berganti jadi ingkar, berubah setia. Istilah lain adalah gugurnya iman, “imanmu jangan gugur” (Luk 22:32) dan “kandaslah iman” (1 Tim 1:19). Murtad (Engl: fall away) adalah hal yang serius dan tidak dapat diampuni, “sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya dimuka umum” (6:6) (Baca Yes 33:14). Berbeda dengan mundur, “mengundurkan diri” (Ib 10:38) (Engl: draw back/ shrink back) dimana dikatakan “Aku tidak berkenan kepadanya” (Ib 10:38). Yang perlu disadari bahwa proses untuk murtad pada umumnya diawali dengan mengundurkan diri. Orang dewasa rohani mengasihi Tuhan dengan setia dan senantiasa menyala-nyala melayani Tuhan.
4. Mampu berbuah.
“menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakan…” (6:7). (Kabar Baik: berguna untuk orang yang menggarapnya, tanah itu diberkati oleh Allah).
Siapa yang dimaksud mereka yang mengerjakan? Jelas itu adalah Tuhan dan pekerja-pekerja di ladang Tuhan. Berguna untuk kelanjutan bagi pekerjaan Tuhan! Rasul Paulus menyatakan “kedewasaan penuh” (Ef 4:13) dengan keberadaan jemaat di dalam tubuh Kristus, “yang tersusun rapih dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tia-tiap anggota” (Ef 4:16). Semua perlu melakukan tugas masing-masing sesuai panggilanNya dan menghasilkan buah bagi orang lain, “Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan yaitu jika kamu berbuah banyak…” (Yoh 15:8). JanjiNya jika berguna, kamu akan diberkati tetapi jika tidak berguna, “dekat pada kutuk” (6:8)

Bapa menanti untuk memberkati

Firman: Yesaya 30:18-26
Pernyataan Tuhan yang disampaikan lewat Nabi Yesaya di saat Israel dalam masalah dengan Kerajaan Asyur. Tuhan menyatakan “Tuhan menanti-nantikan saatnya hendak menunjukan kasihNya kepadamu” (ay 18) (Kalam Hidup: Tuhan masih tetap menunggu agar kamu datang kepadaNya supaya Ia dapat menyatakan kasihNya kepadamu).
KerinduanNya agar anak-anakNya datang kembali, mendekat kepadaNya dan tidak melarikan diri (baca ay 15-16). Injil Kalam Hidup kemudian menyatakan, “Ia akan menaklukkan kamu untuk memberkati kamu” (ay 18). Apa yang Tuhan ingin lakukan di saat anak-anakNya datang kepadaNya?
1. Bapa akan mengasihani.
“Tentulah Tuhan akan mengasihani engkau” (ay 19). Kapankah? “Dengan bertobat dan tinggal diam” (ay 15) dan “apabila engkau berseru-seru” (ay 19). Dikatakan pula “engkau tidak akan terus menangis” (ay 19), penderitaanmu akan dijauhkan darimu! Engkau akan dibuatnya berbahagia dan bersukacita di dalam namaNya. Apa arti kata “mengasihani”? Sayang, belas, iba, welas atau menaruh belas kasihan. (Engl: gracious dan merciful – bermurah hati). Alkitab menyatakan bahwa Tuhan itu adalah “Bapa yang penuh dengan belas kasihan” (2 Kor 1:3) dan jika hatiNya tergerak oleh belas kasihan maka Ia melakukan sesuatu menanggulangi penderitaan atau masalah. (Baca Mat 9:36; 14:14; 15:32; 20:34 dan Luk 7:13-14).
2. Bapa akan menunjukan jalan.
“Ia akan menjawab …. Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi…” (ay 20). Tuhan tidak akan mengabaikan tetapi akan mendengar dan engkau akan bertemu dan ditemukan bahkan diberi oleh Tuhan pengajar yang akan mengajar kebenaran, yang akan memimpin di dalam kebenaran sehingga “matamu akan terus melihat Dia” (ay 20) dan “telingamu akan mendengarkan perkataan” (ay 20). Mata dan telinga terbuka dari selubung yang menyelubungi seperti yang dinyatakan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus, “apabila hati orang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya” (2 Kor 3:16), orang tersebut akan mengerti FirmanNya dan mengetahui kehendakNya, “berjalanlah mengikutinya entah kamu menganan atau mengiri” (ay 21). Kenyataan yang perlu disadari “Tuhan menetapkan langkah-langkah orang ….apabila ia jatuh tidak sampai tergeletak sebab Tuhan menopang tangannya” (Maz 37:23-24).
3. Bapa akan memberkati.
“Keluar! Lalu Tuhan akan memberi …..” (ay 23). Dibutuhkan keluar terlebih dahulu dengan meninggalkan kenajisan atau berhala-berhala barulah kemudian Tuhan akan memberi. Kita memulai tindakan maka Tuhan akan juga bertindak. Kita mendekat kepada Dia, Tuhan berlari menemuhi kita (baca Luk 15:20). JanjiNya, apa yang ditabur akan berbuah bahkan berlimpah-limpah melebihi dari cukup (baca ay 23). Dikatakan pula apapun atau siapapun yang bekerja untuk kita juga diberkati oleh Tuhan, “sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan campuran yang sedap yang sudah ditampi dan diayak” (ay 24). Gereja diberkati maka jemaat diberkati! Perusahaan diberkati maka pegawai juga diberkati! Negeri diberkati maka penduduknya diberkati! Doakan para pemimpin, “agar kita dapat hidup tenang dan tentram”(1 Tim 2:2). Tuhan menyatakan pada waktu itu adalah “pada waktu Tuhan membalut luka umatNya dan menyembuhkan bekas pukulan” (ay 26), memulihkan dengan menghilangkan penderitaan sakit.
Kerinduan Bapa di saat anak-anakNya datang bertobat, kembali kepadaNya bukan untuk dihukum tetapi untuk diberkati. Kisah perumpamaan anak yang hilang yang dinyatakan Tuhan Yesus juga memberikan gambaran pengampunan dan pemulihan (baca Luk 15:11-31).

Tuhan Yesus adalah penolongku

Firman: Yesaya 49: 8-13
Pernyataan Tuhan lewat Nabi Yesaya dikatakan “Pada waktu Aku berkenan, Aku akan menjawab engkau dan pada hari Aku menyelamatkan, Aku akan menolong engkau” (ay 8). Menyelamatkan dan menolong memberi arti yang positif yaitu menjadikan kita lebih baik bukan lebih buruk. Hal ini juga dipertegas oleh Nabi Yeremia, “hari depan yang penuh harapan” (Yer 29:11). Tuhan hadir untuk menyelamatkan. Tuhan hadir untuk menolong. Apa yang Tuhan janjikan di dalam kehidupan?
1. Memulihkan atau membangun kembali.
“untuk membangunkan bumi kembali…. dan untuk membagi-bagikan tanah pusaka …..untuk mengatakan kepada orang-orang yang terkurung: Keluarlah!” (ay 8-9). (Kabar baik: Kupulihkan negeri yang sunyi sepi menjadi tanah pusaka yang didiami. Orang yang dipenjara kusuruh keluar, yang ada di tempat gelap kubawa kepada terang). Dipulihkan atau dibangun kembali hendaklah dilakukan di atas dasar yang kokoh yaitu Kristus. Tuhan Yesus memberikan pernyataan tentang mendirikan rumah di atas batu dan di atas pasir. Yang kokoh adalah yang dibangun di atas batu yang diartikan “datang kepadaKu dan mendengarkan perkataanKu serta melakukannya” (Luk 6:47). Tuhan menolong tetapi kita harus ikut berpartisipasi. Rasul Paulus berkata, “kami adalah kawan sekerja Allah” (1 Kor 3:9), harus mau bekerja bersama dengan Tuhan. Jangan diam seperti orang yang terkurung tetapi keluarlah menuju kepada terang. Tuhan menyatakan “Kamu adalah terang dunia” (Mat 5:14) yang memiliki tugas menerangi kegelapan dunia dengan “perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” (Mat 5:16).
2. Melengkapi kebutuhan dan melindungi.
“Mereka tidak menjadi lapar atau haus; angin hangat dan terik matahari tidak akan menimpa mereka” (ay 10). Ini yang juga dinyatakan oleh Tuhan Yesus, “Jangan kuatir akan hidupmu” (Mat 6:25); “Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu” (Mat 6:33). Yang utama hendaklah kita hidup di dalam Tuhan dan menjadikan Dia sebagai Tuhan, Bapa (butuh apa saja pasti ada) dan Gembala. Pemazmur berkata “Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku” (Maz 23:1). Nabi Yesaya juga menyatakan, “tidak pernah kekurangan rumput dan di segala bukit gundulpun tersedia rumput bagi mereka” (ay 9b). Tuhan Yesus menyatakan jika burung-burung diberi makan oleh Bapa, “Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?” (Mat 6:26). Kenyataannya Tuhan sendiri yang menyatakan “Engkau berharga di mataKu dan mulia, dan Aku mengasihi engkau” (Yes 43:4).
3. Membimbing untuk diberkati dan bersukacita.
“Sebab Penyayang mereka akan memimpin … akan menuntun …akan membuat….” (ay 10b-11). Siapakah yang dimaksud Penyayang mereka? “P” dengan huruf besar berarti Tuhan. (NIV: He (God) who has compassion). Dengan kasih sayangNya, Tuhan akan memimpin dan menuntun kita, dikatakan menuju “ke dekat sumber-sumber air” (ay 10), sumber berkat! Perhatikan kemauan Tuhan dan kemauan manusia! Tuhan mau memimpin dan menuntun tetapi manusia tidak mau dipimpin dan dituntun. Kitab Yesaya, “masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (Yes 53:6). Dari sebab itu dibutuhkan ketaatan dan ini hanya dapat diperoleh dari Tuhan di saat kita memenuhi panggilanNya untuk ditahirkan/ dikuduskan, “Kuberikan kepadamu hati yang taat” (Yehz 36:26). “Aku akan membuat…..” (ay 11), menjadikan semuanya menjadi mudah untuk dicapai sehingga kita memperoleh sukacita, “bersorak sorailah ….. sebab Tuhan menghibur umatNya dan menyayangi orang-orangNya yang tertindas” (ay 13).
Itu yang Tuhan Yesus lakukan, menolong kita! Dan sebelum Tuhan kembali ke Surga Ia menyatakan “Aku akan meminta kepada Bapa dan Ia akan mengirimkan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu yaitu Roh Kebenaran” (Yoh 14:16). Amin!

Tanggung jawab atas bangunan rohani

Firman: 1 Korintus 3: 10-17
Rasul Paulus mengirim surat ke jemaat di Korintus, orang-orang percaya yang disebut “ladang Allah, bangunan Allah” (ay 9); “Bait Allah” (ay 16) dan “miliki Kristus” (ay 23). Sebagai orang percaya kita wajib membangun pribadi demi pribadi yaitu diri kita yang disebut “Bait Allah” (ay 16), meningkatkan kehidupan kerohanian dan harus bertanggung jawab atasnya. Di dalam perikop ini Rasul Paulus mengingatkan dalam tiga hal yaitu:
1. Bangun dengan dasar yang benar.
“ yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakan dasar..” (ay 10). Yang dimaksud “aku” disini adalah Rasul Paulus yang menyatakan sebagai “kawan sekerja Allah” (ay 9), yang telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan tentang Kristus, “telah meletakan dasar” (ay 10). Perhatikan peran seorang hamba Tuhan di dalam kehidupan jemaat! Sedemikian pentingnya, untuk meletakkan dasar! Pemimpin rohani harus memiliki dasar yang kokoh sebelum meletakkan dasar bagi jemaat. Masa depan jemaat ada di dalam tangan pemimpin rohani! Penulis Amsal berkata “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27:17). Hidupmu akan terpengaruh oleh orang yang memimpinmu, baik pandangan doktrin maupun cara hidupnya. Rasul Paulus dengan tegas menyatakan syarat penilik jemaat “haruslah seorang yang tak bercacat … tahu mengepalai keluarganya sendiri” (baca 1 Tim 3:1-7). Tuhan Yesus memberi nasihat, “Mintalah yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38). Pemimpin rohani bukan dicari tetapi pemberian!
2. Bangun dengan bahan yang baik.
“Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya” (ay 10b); “dengan emas, perak, batu permata,kayu, rumput kering atau jerami” (ay 12). Pernyataan “tiap-tiap orang” berarti setiap pribadi setelah memperoleh dasar “yaitu Yesus Kristus” (ay 11), wajib membangun diatasnya yaitu kehidupan kerohanian pribadi dengan bahan yang harus dipilihnya sendiri. Dikatakan ada 2 macam kualitas bahan: pertama, “dengan emas, perak, batu permata” (ay 12) dan kedua,“kayu, rumput kering, jerami” (ay 12). Apa perbedaannya? Yang pertama bersifat kekal, bagus, mahal dan sulit diperoleh sedangkan yang kedua bersifat sementara, biasa, murah dan mudah diperoleh. Pilihan ada pada kita! Apa yang dimaksudkan dengan bahan-bahan tersebut? Emas, perak dan batu permata, dinyatakan oleh penulis Amsal, “Terimalah didikanku …. Pengetahuan …Hikmat” (baca Ams 8:9-10); “seperti mencari perak …..seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian… dan mendapat pengenalan akan Allah” (baca Ams 2:1-5). (baca Yes 45:3). Sedangkan Nabi Yesaya menjelaskan akan jerami, rumput kering, akar-akar (kayu), “mereka telah menolak ajaran Tuhan semesta alam dan menista firman Yang Maha kudus, Allah Israel” (Yes 5:24) (Kalam hidup: membuang hukum-hukum Tuhan dan membenci Firman….)
3. Bangun sebagai bangunan yang tahan uji.
“Karena hari Tuhan akan menyatakan, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu” (ay 13). Akan ada ujian daripada apa yang telah kita lakukan. Rasul Paulus menekankan, “seorang yang tahan uji, ia akan mendapat upah” (ay 14) sedangkan yang lain “terbakar….menderita kerugian… diselamatkan tetapi seperti dari dalam api” (ay 14). Perhatikan keduanya selamat karena telah menerima dasar iman Kristus tetapi di dalam keadaan berbeda, tidak sama. Itu adil karena tergantung dengan apa yang kita lakukan di dalam hidup ini. Rasul Paulus menyatakan “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan … jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Alkitab menyatakan ada 5 (lima) mahkota yang akan Tuhan berikan kepada orang-orang percaya di saat kedatanganNya yang kedua. Betapa menyedihkan bagi orang yang tidak mendapatkan apa-apa bahkan digambarkan menghadap Tuhan di dalam keadaan terbakar, “seperti dari dalam api” (ay 14), hitam, kotor dan hangus!.