Kamis, 03 Februari 2011

Tanggung jawab atas bangunan rohani

Firman: 1 Korintus 3: 10-17
Rasul Paulus mengirim surat ke jemaat di Korintus, orang-orang percaya yang disebut “ladang Allah, bangunan Allah” (ay 9); “Bait Allah” (ay 16) dan “miliki Kristus” (ay 23). Sebagai orang percaya kita wajib membangun pribadi demi pribadi yaitu diri kita yang disebut “Bait Allah” (ay 16), meningkatkan kehidupan kerohanian dan harus bertanggung jawab atasnya. Di dalam perikop ini Rasul Paulus mengingatkan dalam tiga hal yaitu:
1. Bangun dengan dasar yang benar.
“ yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakan dasar..” (ay 10). Yang dimaksud “aku” disini adalah Rasul Paulus yang menyatakan sebagai “kawan sekerja Allah” (ay 9), yang telah dipanggil Tuhan untuk memberitakan tentang Kristus, “telah meletakan dasar” (ay 10). Perhatikan peran seorang hamba Tuhan di dalam kehidupan jemaat! Sedemikian pentingnya, untuk meletakkan dasar! Pemimpin rohani harus memiliki dasar yang kokoh sebelum meletakkan dasar bagi jemaat. Masa depan jemaat ada di dalam tangan pemimpin rohani! Penulis Amsal berkata “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27:17). Hidupmu akan terpengaruh oleh orang yang memimpinmu, baik pandangan doktrin maupun cara hidupnya. Rasul Paulus dengan tegas menyatakan syarat penilik jemaat “haruslah seorang yang tak bercacat … tahu mengepalai keluarganya sendiri” (baca 1 Tim 3:1-7). Tuhan Yesus memberi nasihat, “Mintalah yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Mat 9:38). Pemimpin rohani bukan dicari tetapi pemberian!
2. Bangun dengan bahan yang baik.
“Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia harus membangun di atasnya” (ay 10b); “dengan emas, perak, batu permata,kayu, rumput kering atau jerami” (ay 12). Pernyataan “tiap-tiap orang” berarti setiap pribadi setelah memperoleh dasar “yaitu Yesus Kristus” (ay 11), wajib membangun diatasnya yaitu kehidupan kerohanian pribadi dengan bahan yang harus dipilihnya sendiri. Dikatakan ada 2 macam kualitas bahan: pertama, “dengan emas, perak, batu permata” (ay 12) dan kedua,“kayu, rumput kering, jerami” (ay 12). Apa perbedaannya? Yang pertama bersifat kekal, bagus, mahal dan sulit diperoleh sedangkan yang kedua bersifat sementara, biasa, murah dan mudah diperoleh. Pilihan ada pada kita! Apa yang dimaksudkan dengan bahan-bahan tersebut? Emas, perak dan batu permata, dinyatakan oleh penulis Amsal, “Terimalah didikanku …. Pengetahuan …Hikmat” (baca Ams 8:9-10); “seperti mencari perak …..seperti mengejar harta terpendam, maka engkau akan memperoleh pengertian… dan mendapat pengenalan akan Allah” (baca Ams 2:1-5). (baca Yes 45:3). Sedangkan Nabi Yesaya menjelaskan akan jerami, rumput kering, akar-akar (kayu), “mereka telah menolak ajaran Tuhan semesta alam dan menista firman Yang Maha kudus, Allah Israel” (Yes 5:24) (Kalam hidup: membuang hukum-hukum Tuhan dan membenci Firman….)
3. Bangun sebagai bangunan yang tahan uji.
“Karena hari Tuhan akan menyatakan, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu” (ay 13). Akan ada ujian daripada apa yang telah kita lakukan. Rasul Paulus menekankan, “seorang yang tahan uji, ia akan mendapat upah” (ay 14) sedangkan yang lain “terbakar….menderita kerugian… diselamatkan tetapi seperti dari dalam api” (ay 14). Perhatikan keduanya selamat karena telah menerima dasar iman Kristus tetapi di dalam keadaan berbeda, tidak sama. Itu adil karena tergantung dengan apa yang kita lakukan di dalam hidup ini. Rasul Paulus menyatakan “Giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan … jerih payahmu tidak sia-sia” (1 Kor 15:58). Alkitab menyatakan ada 5 (lima) mahkota yang akan Tuhan berikan kepada orang-orang percaya di saat kedatanganNya yang kedua. Betapa menyedihkan bagi orang yang tidak mendapatkan apa-apa bahkan digambarkan menghadap Tuhan di dalam keadaan terbakar, “seperti dari dalam api” (ay 14), hitam, kotor dan hangus!.