Jumat, 04 Februari 2011

Melatih diri dalam ibadah

Firman: 1 Timotius 4:7b-16
Surat Rasul Paulus kepada seorang pemuda yang bernama Timotius, katanya “Latihlah dirimu beribadah” (ay 7b). Melatih diri merupakan sebuah proses yang tidak dapat terjadi dalam sekejab tetapi perlu waktu hingga terbiasa. Membutuhkan pengerahan tenaga, kedisiplinan dan komitment. Seorang olahragawan melatih dirinya untuk mencapai sasaran yaitu menjadi lebih baik!. “Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang karena kita menaruh pengharapan….” (ay 10).
Rasul Paulus menegaskan ada latihan badani dan ada latihan rohani, “Latihan badani terbatas gunanya tetapi ibadah itu berguna dalam segala hal, karena mengandung janji baik untuk hidup ini maupun untuk hidup yang akan datang” (ay 8). Janji Tuhan adalah janji berkat dan janji ini dapat dinikmati sekarang ini selama kita hidup di bumi bukan nanti yang akan datang di surga. Di bumi dan di surga! “datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu, di bumi seperti di surga” (Mat 6:10). Apa yang perlu kita latih?
1. Melatih diri menjadi teladan.
“Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu”(ay 12b). Kita dipanggil “beritakanlah dan ajarkanlah” (ay 11). Salah satu sarana mengajar yang paling efektif adalah melihat dan meniru. Dari sebab itu dibutuhkan seorang teladan. Penulis Amsal, “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya” (Ams 27: 17). Siapa yang perlu kita teladani dalam hidup ini? Rasul Yohanes menyatakan “ia wajib hidup seperti Kristus telah hidup” (1 Yoh 2: 6). Kita wajib hidup seperti Kristus telah hidup termasuk cara berkata-kata yang penuh dengan hikmatNya, tingkah lakuNya yang sopan penuh dengan kasih, setia dan selalu dalam kekudusan, tidak berdosa.
2. Melatih diri dalam pengajaran.
“bertekunlah dalam membaca kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar” (ay 13). Diawali dengan bertekun dalam membaca alkitab sehingga mampu dalam membangun dan mengajar. Bertekun berarti tiada henti-hentinya melakukan. Kita dapat melatih diri untuk bertekun, dibiasakan! Dalam hal ini membaca Firman Tuhan! Kenyataan yang menyedihkan orangtua dipanggil, “didik mereka (anak-anakmu) di dalam ajaran dan nasehat Tuhan” (Ef 6:4). Tetapi betapa banyaknya orangtua yang tidak mampu melakukannya apalagi membangun dan mengajar anak-anak mereka karena kurangnya pengetahuan akan Firman Tuhan. Dari sebab itu kesadaran generasi masa kini dibutuhkan agar mereka bertekun dalam Firman untuk kepentingan generasi yang akan datang.
3. Melatih diri dalam pelayanan.
“Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”(ay 14). Karunia yang telah diberikan, “kepada tiap-tiap orang… untuk kepentingan bersama” (1 Kor 12:7) dan “semuanya itu harus dipergunakan untuk membangun” (1 Kor 14:26). Bagi yang menggunakan, Tuhan memberikan pujian “ Hai hambaku yang baik dan setia … aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu” (Mat 25:23) sedangkan yang tidak menggunakan, Tuhan Yesus berkata “Hai kamu hamba yang jahat dan malas….. Sebab itu ambillah talenta itu..” (Mat 25:26 & 28). Sebenarnya panggilan kita adalah penetapan Tuhan, “Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa” (Yer 1:5), telah ditetapkan Tuhan “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu …sebelum engkau keluar dari kandungan..” (Yer 1:5). Jadi tidak ada pertanyaan dari Tuhan mau atau tidak mau tetapi telah ditetapkan/ diputuskan untuk melayani bagi kemuliaan nama Tuhan.